Lima Alasan Saya (Tidak) Serius Ikut UKG

20130214140213091021_ukgTulisan berikut ini merupakan pendapat pribadi dan subyektif. Murni berasal dari opini pribadi, namun bisa jadi merupakan realitas.


Ada yang spesial dalam menyambut Hari Guru tahun 2015 ini. Bapak-Ibu Guru “heboh” dengan pelaksanaan UKG. Ada yang menyambut dengan “antusias”, namun tak sedikit yang santai.


UKG alias uji kompetensi guru, sejatinya sudah dilakukan beberapa kali. Bahkan, sebagian besar guru telah mengikuti UKG sebanyak dua kali (termasuk uji kompetensi awal/UKA). Hanya saja, untuk tahun ini, UKG resmi diwajibkan untuk seluruh guru dan dilaksanakan secara daring. Karena, pada awalnya uji kompetensi dilakukan secara manual, menggunakan lembar jawaban biasa.


Namun, sepertinya (bagi saya) UKG tahun ini tidak perlu dihadapi dengan serius. Alasannya?


Pertama, Toh, tidak ada pengaruhnya terhadap gaji atau tunjangan. Karena, dengar-dengar sih hanya untuk pemetaan.


Kedua, UKG tidak perlu persiapan apalagi belajar. Karena, dengan tidak belajar apa pun hasilnya kita akan punya alasan untuk tetap “hebat”. Jika nilainya bagus, kita bisa mengatakan “tanpa belajar saja bagus, apalagi.....”. Jika ternyata nilainya mungil, kita pun bisa berkelit “ah, wajar saya kan tidak belajar....”.


Ketiga, UKG tak perlu dianggap serius. Karena, tidak mencerminkan kompetensi guru sesungguhnya. Masa kompetensi guru dinilai dari soal yang berjumlah 100 bahkan 60, yang katanya mencakup kompetensi paedagogik dan profesional. Toh, Ujian Nasional bagi siswa saja kita protes.


Keempat, UKG tak perlu dirisaukan. Karena, dengar-dengar organisasi profesi guru pun keberatan jika hasil UKG dipublikasikan. Artinya, aman. Nilainya jelek pun kita bisa terhindar dari rasa malu. Kalau nilainya besar, nanti bisa kita siarkan sendiri melalui media sosial.


Kelima, UKG tidak perlu dianggap penting. Karena, seperti apa pun, selalu ada alasan bagi kita untuk menganggap hal seperti ini tidak pernah penting bagi profesi kita.


Anda setuju?


 o iya, hampir kelupaan. Mengutip status teman saya tadi malam:


"Prestasi adalah hasil dari menguji diri bukan memuji diri"


-Ismail 'Ismail-

Komentar