Le Petit Prince atau The Little Prince merupakan sebuah film animasi produksi Perancis yang kemudian dirilis ke dalam berbagai bahasa. Disutradarai oleh Mark Osborne, film berlatarkan novel dengan judul yang sama karya Antoine de Saint-Exupéry.
Sudah menjadi kebiasaan saya yang suka berburu film animasi, kali ini saya beruntung mendapatkan film yang cukup bermutu untuk ditonton. Sebagai informasi, berdasarkan reviu 7 ribuan pengguna situs imdb.com rating film ini mencapai 7,9/10 atau 70/100 menurut skala metascore (http://www.imdb.com/title/tt1754656/).
Seperti film-film animasi lainnya yang saya punya, sebelum film ini saya ijinkan untuk ditonton oleh anak-anak saya, terlebih dahulu saya nikmati film ini. Tentu untuk melihat apakah film ini layak ditonton oleh anak atau tidak. Jika layak, saya punya gambaran untuk memberi penjelasan pada anak saya tentang alur ceritanya.
Sekedar informasi, berdasarkan situs www.imdb.com film bergenre drama keluarga ini dapat ditonton semua kelompok umur. Namun, tetap memerlukan pendampingan dari orang tua bagi anak-anak (All Audience/Parental Guide). Bukan dikarenakan adanya konten dewasa (konten seksual, kekerasan, dan kata-kata kasar). Akan tetapi, lebih karena alur cerita di dalam film ini mencampurkan antara realita dengan fantasi.
Film ini dibuka dengan adegan si gadis kecil, sang pemeran utama mengikuti wawancara di sebuah sekolah junior (mungkin SMP kalau disini) yang bonafit, favorit, sekolah idaman lah kira-kira. Sang ibu tampak sangat yakin telah mempersiapkan putri tercintanya untuk mengikuti wawancara, bahkan si anak pun memang begitu percaya dirinya telah menghapalkan seluruh kata-kata yang telah diajarkan oleh ibunya.
Satu per satu peserta wawancara keluar dari ruangan dengan kekecewaan. Namun, ada satu hal yang ganjil. Justru para orang tua yang lebih histeris atas kegagalan anaknya dalam mengikuti wawancara.
Dan...., tibalah giliran Sang pemeran utama menghadapi tim juri. Begitu lancar, ya bahkan sangat lancar si anak memaparkan kurikulum vitae-nya, isi essai yang dia susun, bahkan terlihat sumringah dengan berbagai prestasinya yang sedang direviu oleh para juri. Kemudian, sampai pada akhir sesi wawancara yang artinya juri menyampaikan pertanyaan terakhir, big question diistilahkan dalam film ini. Tentu saja, bagi si anak pertanyaan ini merupakan hal yang ditunggu-tunggu. Karena, jika dia melewati pertanyaan besar tersebut, dia akan resmi diterima di sekolah itu. si anak (atau tepatnya ibunya) yakin telah mempersiapkan jawaban yang fantastis untuk pertanyaan besar itu.
Diluar dugaan pertanyaan yang diajukan bukan seperti yang diharapkan. Sang ketua tim juri bertanya”Apa yang akan kamu lakukan setelah dewasa?” tentu saja ini bukanlah sebuah pertanyaan yang dapat dihapal. Namun, membutuhkan imaji dan mimpi si anak sendiri. Dan.... si anak pun jatuh pingsan.
Singkat cerita, karena kegagalan itu si ibu mengajak anaknya untuk pindah ke sebuah kota yang jauh dari kebisingan untuk mempersiapkan wawancara saat liburan telah selesai. Sang ibu telah dengan matang mempersiapkan berbagai program untuk anaknya. Sebuah program yang ditulis di atas sebuah papan magnetik, dengan jadwal yang begitu terperinci. Dari menit ke menit, jam ke jam. Jadwal sang anak dari mulai bangun tidur hingga bangun tidur kembali. Mulai awal liburan hingga selesai liburan.
Hari pertama-kedua, program si ibu berjalan lancar. Si anak mengikuti seluruh intruksi ibunya, mirip sebuah aplikasi yang dibuat oleh programernya. Namun, cerita berubah ketika si anak mencium bau gas dari belakang rumahnya dan blarrrr... sebuah baling-baling pesawat tua menembus tembok rumahnya. Ternyata, seorang kakek berusaha menghidupkan pesawat capungnya.
Awalnya, kejadian tersebut tampak tak memberikan pengaruh bagi si anak untuk mengikuti program belajarnya. Membuka buku geometri, berganti kitab aritmetika, dan mengkhatamkan literasi mekanika. Meskipun, tiba-tiba ada sebuah mainan pesawat kertas hinggap di atas meja belajarnya. Ya, si kakek melemparkan mainan kertas itu pada si anak. Bukan kertas biasa, namun berisi awalan sebuah cerita tentang seorang pangeran mencari jati dirinya.
Singkatnya, si anak mulai tertarik dengan cerita sang pangeran itu dan intens berbicara dengan si kakek, orang si empunya cerita. Bermain sebagaimana layaknya anak-anak. Akrab dengan boneka layaknya anak gadis yang lainnya. Si anak mulai meninggalkan program yang telah dibuat ibunya. Sehingga, membuat sang ibu marah besar.
Namun, tiba di satu titik si anak akhirnya memutuskan kembali pada agenda ibunya. Setelah kecewa dengan akhir cerita sang pangeran yang ditulis oleh si kakek. “Jauh dari harapan” begitu pekiknya. Meskipun, kekecewaan tersebut tidak lantas menghapus memori sang pangeran dari dalam benak si anak.
Si kakek tiba-tiba masuk rumah sakit. Si anak begitu kehilangan dan berusaha masuk ke rumah si kakek dengan memanjat saluran air. Dan.... brak, si anak jatuh untuk kemudian masuk ke alam khayalnya. Dalam alam khayalnya, si anak berhasil menyelesaikan cerita yang dibuat oleh si kakek dengan akhir cerita yang dia inginkan. Bahkan, dia sendiri pelaku utama dalam cerita itu, si anak tampil sebagai penyelamat sang pangeran untuk meraih mimpinya.
Pagi harinya tepat hari wawancara, si anak hendak dibangunkan oleh ibunya. Benar, si anak tadi malam terjatuh hingga pingsan, dia tidak ada dalam kamarnya. Namun, betapa kagetnya sang ibu. Ternyata, putri sewayangnya telah rapi dengan seragam, bahkan telah mempersiapkan sarapan untuk si ibu dan berkata,”Ibu, mari kita berangkat!”.
Ya... Si anak siap membangun masa depan dengan mimpinya sendiri. Bukan dengan mimpi ibunya.
Karena dia bukanlah binatang sirkus apalagi bahasa pemrograman yang begitu diketik run .... [enter] akan menjalankan seluruh perintah si empunya program. Anak berkembang dengan imajinasinya. Ia belajar bertanggung jawab akan dirinya dan memahami diri dengan menikmati masa kanak-kanaknya.
Meskipun demikian, harap cermatlah. Si anak tetap mengatakan,”Ibu, mari kita....”. Benar, ia tetap membutuhkan orang tua untuk menuntunnya, membimbing mereka meraih mimpi yang dihasilkan imajinya.
Tertarik untuk menonton?
Berikut ofisial trailer versi pertama dari film tersebut:
https://www.youtube.com/watch?v=fEPqgSNLfK8
Komentar
Posting Komentar